2024-07-09 HaiPress
JAKARTA,iDoPress-Karyawan toko ponsel di Pusat Grosir Cililitan (PGC),Jakarta Timur,yang menyalahgunakan data pribadi puluhan pelamar kerja untuk pinjaman online(pinjol) disebut memiliki hubungan dekat dengan para korban.
Beberapa korban merupakan teman sekolah,tetangga,hingga saudara dari pelaku.
Kuasa hukum para korban,Muhammad Tasrif Tuasamu,mengungkapkan,kedekatan tersebut membuat korban memercayai pelaku.
"(Para korban) ini percaya-percaya saja karena ada yang teman sekolah,pelanggan toko,dan bahkan ada saudaranya sendiri," kata Tasrif saat dihubungi Kompas.com,Senin (8/7/2024).
Selain membantu menawarkan pekerjaan,kata Tasrif,pelaku juga menggunakan modus pemberian hadiah untuk mencuri data pribadi para korban.
Baca juga: Aksi Nakal Karyawan Toko HP di PGC,Pakai Data Pelamar Buat Pinjol hingga Total Kerugian Rp 1 Miliar
"Ya,jadi modusnya ini ada bermacam-macam. Ada modus diming-imingi hadiah semacam doorprize. Kemudian ada juga yang dijanjikan pekerjaan bagian administrasi di konter PGC lah ya," ujar Tasrif.
Namun,bukannya mendapatkan hadiah atau pekerjaan,menurut Tasrif,para korban justru mendapatkan tagihan dari sejumlah aplikasi pinjaman online.
"Janji-janji (pelaku) itu tidak ada yang terlaksana sampai detik ini," jelas dia.
Diberitakan sebelumnya,karyawan toko ponsel di PGC,Kramatjati,menyalahgunakan data pribadi 26 pelamar kerja untuk pinjaman online.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan,karyawan tersebut berpura-pura membantu orang lain yang ingin bekerja di toko ponsel di PGC. Pelaku pun meminta data para korban sebagai syarat melamar kerja.
"Kami sampaikan bahwa si terlapor,dalam hal ini R,melakukan modus operandi berupa dia berlagak seperti penyalur tenaga kerja di konter handphone," kata Nicolas Ary Lilipaly saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Timur,Senin.
Data pribadi yang diminta meliputi foto KTP dan swafoto si pelamar. Data itu kemudian disalahgunakan untuk mengajukan pinjaman online.
"Demikian dia mencari mangsa dengan catatan korban atau mangsa ini dapat memberikan identitas aslinya berupa KTP dan membuat foto swafoto (selfie) dirinya dari setiap korban itu sendiri," sambung dia.
Menurut Nicolas,dengan modusnya tersebut,pelaku mendapat korban lebih kurang 26 orang dengan jumlah kerugian lebih dari Rp 1 miliar.
"Kerugiannya ada sampai Rp 1 miliar lebih," ujarnya.
Baca juga: Minta Data Pribadi untuk Pinjol,Karyawan Toko Ponsel PGC Rayu Pelamar Kerja Pakai Doorprize
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.