2024-07-30 HaiPress
Sumber Bloomberg
iDoPress - Rusia dilaporkan mencekik atau membatasi akses warganya ke YouTube,platform streaming video miliki Google.
Kepala komite kebijakan informasi Rusia,Alexander Khinshtein,pembatasan akses dilakukan dengan cara memperlambat sekitar 40 persen kecepatan unduh YouTube di PC/komputer mulai minggu ini. Kemudian,kecepatan unduh akan diperlambat hingga 70 persen pada akhir minggu depan.
Menurut laporan Yahoo News,hal ini dilakukan untuk menghukum perusahaan karena bersikap "anti-Rusia",merujuk pada penghapusan akun milik blogger Rusia dan media YouTube yang mereproduksi pesan Kremlin (sebutan pemerintah Rusia) tentang perangnya terhadap Ukraina.
Baca juga: YouTube Ditaksir Lebih Potensial Jika Dipisah dari Induk Google
Rusia mulai membatasi akses negara tersebut ke media dari luar negeri sebelum melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Salah satunya,Rusia membatasi akses X,yang saat itu dikenal sebagai Twitter,karena menolak menghapus konten pada 2021. Perlambatan tersebut merupakan awal dari pemblokiran penuh platform tersebut setelah dimulainya perang Ukraina.
Otoritas pengawas Rusia dilaporkan memblokir ribuan situs web untuk membungkam suara-suara kritis di seluruh negeri sejak perang dimulai.
Rusia punya aturan,setiap media atau organisasi yang diklasifikasikan sebagai "organisasi yang tidak menyenangkan" secara efektif membuatnya tidak mungkin untuk beroperasi,karena setiap kerja sama atau pembayaran kepada outlet tersebut dianggap sebagai tindak pidana di Rusia.
Pihak berwenang mengategorikan banyak media internet independen Rusia yang terkenal seperti Medusa,The Insider,dan Istories sebagai kategori tidak menyenangkan dan membatasi aksesnya.
YouTube adalah salah satu dari sedikit yang bertahan dan tetap beroperasi setelah invasi Ukraina pada tahun 2022.
Baca juga: Rusia Larang Karyawan Pemerintahan Pakai iPhone
Musababnya,tidak ada alternatif yang jelas pada saat itu. Padahal,menurut layanan pemantauan Mediascope,sekitar setengah dari penduduk Rusia menggunakan YouTube setiap bulan.
Kini,YouTube dinilai anti-Rusia,setelah memblokir beberapa saluran yang pro-Kremlin atau dijalankan oleh pemerintah Rusia.
Setelah dibatasi di PC,Khinshtein menyarankan menggunakan situs alternatif seperti Rutube dan VK Video sebagai gantinya. Akses ke YouTube di perangkat seluler tidak akan terpengaruh untuk saat ini,menurut Khinshtein.
Sebelumnya,Google telah berulang kali didenda karena tidak menghapus konten yang menurut Rusia ilegal,sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg,Selasa (30/7/2024).
Unit Google Rusia,yang merupakan induk YouTube,mengajukan kebangkrutan pada tahun 2022 setelah otoritas setempat menyita rekening banknya atas serangkaian hukuman denda. Namun,perusahaan tersebut terus menawarkan layanan gratis di dalam Rusia,termasuk Google Search,YouTube,dan Gmail.
Sejumlah perusahaan internasional menghentikan operasionalnya di Rusia,buntut operasi militer yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.