Rumah Lembaga pendidikan Akal sehat hidup Suku cadang mobil peralatan medis Manajemen hotel Lebih

Pengamat: Nomor Kontak Palsu di Google Maps adalah Penipuan, Bukan Peretasan

2024-08-15 HaiPress

iDoPress - Layanan peta dan navigasi Google Maps di Indonesia belakangan dihebohkan dengan suatu fenomena baru,yaitu pencantuman nomor kontak atau nomor WhatsApp (WA) palsu di informasi alamat suatu bisnis atau tempat usaha.

Tak sedikit pengguna yang mengira fenomena ini disebabkan oleh akun Google tempat usaha tersebut diretas (hack) oleh para hacker. Karena sudah diambil alih,peretas bisa mengubah informasi tempat usaha yang diretas sesuka hati.

Namun pakar keamanan siber dari Vaksin.com,Alfons Tanujaya mengatakan fenomena ini sebenarnya bukan peretasan yang dilakukan hacker,melainkan penipuan yang dilakukan penipu alias scammer.

Baca juga: Info Kontak Palsu di Maps Bisa Dilaporkan ke Google,Begini Caranya

"Fenomena ini mungkin lebih tepatnya disebut sebagai penipuan,bukan peretasan. Sebab,para pelaku ini menggunakan Google Maps untuk memasukkan informasi atau kontak palsu guna mengelabui korban," kata Alfons ketika dihubungi KompasTekno,Rabu (14/8/2024).

Alfons melanjutkan,fenomena ini terlihat sebagai peretasan karena perubahan yang ada di Google Maps bisa ditampilkan dan dilihat secara publik,tanpa adanya koreksi atau perbaikan dari pemilik usaha,dalam waktu yang tidak sebentar.

Tak adanya perbaikan ini juga dipicu oleh minimnya perhatian dari para pemilik akun bisnis di Google Maps. Karena tidak diawasi atau dikelola,maka para penipu bisa dengan leluasa menyisipkan informasi kontak palsu di tempat usaha yang ada di Google Maps.

"Semua tipe tempat usaha yang tercantum di Google Maps,seperti rental mobil,hotel,sewa vila,dan lain-lain bisa menjadi target pemalsuan informasi. Apalagi jika pemilik bisnis tidak rajin mengelola akun bisnis mereka,maka penipu bisa dengan mudah melancarkan aksinya," jelas Alfons.

"Kalau rajin,maka pemilik bisnis bisa mengubah informasi yang keliru tersebut dengan cara memverifikasinya,sehingga tidak ada yang tertipu," imbuh Alfons.

Baca juga: Marak Penipu Sebar Kontak Palsu di Google Maps,Ini Tips bagi Pemilik Bisnis

Penipuan ini muncul dengan memanfaatkan fitur "Edit" di Google Maps. Fitur ini memungkinkan siapa saja mengajukan perubahan,seperti informasi alamat,nomor kontak,dan lain sebagainya pada suatu tempat yang ada di Google Maps.

Sehingga,pengguna bisa saja terkecoh dengan informasi palsu. Nah,fitur Edit ini bisa dipakai untuk scam karena para oknum biasanyameminta pengguna untuk menghubungi nomor WA palsu yang tertera.

Untuk tempat penyedia jasa,oknum-oknum ini bahkan bisa meminta pengguna untuk membayarkan uang down payment (DP) ke rekening misterius,supaya pembelian jasa,biasanya proses penyewaan,berjalan dengan lancar.

Tergolong peretasan jika...

KOMPAS.com/Lely Maulida Marak penipuan dengan modus menambahkan nomor kontan palsu di kolom alamat Google Maps. Penipuan ini menyasar profil bisnis,mulai dari perkantoran/instansi,layanan hiburan/jasa,perbankan,kampus,dan sebagainya. Kantor Imigrasi di berbagai daerah juga terpantau disusupi kontak palsu.

Meski fenomena di atas disebut sebagai penipuan,penambahan informasi palsu di Google Maps ini juga bisa menjadi peretasan.

Bisa dianggap peretasan apabila akun Google pemilik bisnis ternyata memang diretas dan diambil alih oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Baca juga: Waspada Penipu di Google Maps Sasar Usaha Rental Mobil,Beri Nomor Kontak Palsu

Dalam hal ini,para peretas bisa berperan seakan sebagai pemilik usaha dan melancarkan aksinya untuk menipu pengguna,seperti meminta uang transfer atau DP,dan lain sebagainya.

Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Jaringan Informasi Teknologi Asia    Hubungi kami SiteMap